RSS

Fanfic - Omo, Mr.Kim! (Part 2)

Title     : Omo, Mr.Kim!

Author : Zie
Cast     :Key Shinee, Hyunna, Hyunjae, ang the other cast
Genre   :AU, Romance

WARNING!!
GEJE, ABAL,ANEH!!


“Mr. Kim,” pekik ku keras ketika menyadari namja yang akan bertunangan dengan ku adalah dosen paling garang sekampus. Baru saja aku seperti diatas awan bahwa aku akan menikahi namja tampan dan kaya-bukannya aku matre hanya saja aku teringat cinderella-, sekarang wajah ku malah pucat pasi.
Mr. Kim hanya tersenyum melihat aku kaget setengah mati. Mana mungkin! Belum sempat aku mencerna bahwa aku akan tunangan begitu mendadak dan sekarang aku harus tunangan dengan Mr. Kim?
Hei, dia dosen ku. Apa aku bertunangan dengan seorang ahjussi? Ternyata status ku yang ‘memprihatinkan’ dan ‘penuh kesialan’ tidak juga berubah.
                Sepanjang acara pertunangan aku hanya menurut dengan segala apa yang diinginkan appa dan eomma. Mana mungkin aku memberontak di acara yang begitu besar seperti ini. Tentu saja akan membuat eomma dan appa malu dihadapan para tamu yang hadir. Dan sekarang acara sudah berakhir. Aku terduduk lemas dimeja yang berada ditengah-tengah ruangan kosong yang tadinya sangat ramai oleh para undangan.
               
Aku terduduk memandangi jemari tangan ku. Dijari manis ku kini melingkar sebuah cincin yang tidak ku harapkan. Cincin emas putih bermata berllian yang melingkar manis dijemari ku. Kupandangi lekat-lekat cincin yang ada dijemari ku berharap cincin itu hanya sebuah imajinasi ku. Tapi percuma, cincin itu tidak juga hilang dari jemari ku. Kucoba untuk melepaskan dari jemari ku, percuma. Cincin itu terlalul kecil untuk tangan ku. ‘Apa-apaan ini? Kenapa memilih cincin yang kekecilan’ gerutu ku dalam hati. Kututup mata ku rapat-rapat berharap semua yang terjadi malam ini adalah mimpi dan ketika aku membuka mata, aku berharap saat ini aku sedang terbaring di dalam kamar ku yang bernuansa putih.
                Aku merasakan ada hembusan udara yang hangat tepat diwajah ku. Kemudian kubuka mataku perlahan. Wajah Mr. Kim berada tepat dihadapan ku, hanya berjarak beberapa senti. Sekilas aku merasakan pipiku memanas.
                “Sedang apa kau?” tanya Mr. Kim pada ku tanpa menjauhkan wajahnya dihadapanku. Nafasnya yang hangat masih terasa di wajah ku. Aku menjauhkan dan memalingkan muka dari Mr. Kim berusaha menghindari nafas nya yang telah membuat wajahku memanas. Apa-apaan kau Hyunna, tenang. Tarik nafas, hembuskan. Mr. Kim lah orang yang sudah membuat nilai ujian ku menjadi E.
                “Mr. Kim, meskipun sekarang saya adalah tunangan anda. Saya harap anda tidak menganggap remeh saya” kataku serius yang disahut dengan gelak tawa dari Mr. Kim. “Apa yang lucu?” tanya ku. Aku memalingkan wajah ku untuk menatap nya. Deg, jantung ku serasa berhenti berdetak melihatnya tertawa. Mr. Kim seorang yang begitu sadis dikampus dan terkenal sebaagai dosen killer kini tertawa lepas dihadapan ku. OMO! Mr. Kim terlihat begitu tampan ketika tertawa, kalau begini bisa-bisa aku jatuh cinta padanya. ‘Apa-apaan kau Hyunna, sadarlah Hyunna’ kataku dalam hati sambil menepuk-nepuk kedua pipiku. Aku berdiri dari duduk ku bersiap untuk meninggalkan Mr. Kim. Ditarik nya lengan ku sebentar. Deg!
                “Tunggu,” ujar nya. Aku memalingkan wajah ku. Kurasakan pipi ku memanas. Apalagi ini? Tidak mungkin nafas hangat Mr. Kim bisa sampai diwajah ku kan? “Bukan karena cincin nya yang terlalu kecil. Tapi karena jari mu yang terlalu besar” ucap nya yang lantas membuat ku melanjutkan langkah ku. Dan Mr. Kim, ia melanjutkan tertawanya dengan sangat baik!
                “Permisi, Nona” kata pelayan yang ada di depan pintu. “Mari ikuti saya” kata pelayan tersebut sehingga aku mengikuti nya berjalan di belakang. “Sudah sampai nona, ini kamar anda” kata pelayan tersebut yang membuat ku kaget. Mungkin karena rumah ini terlalu besar, sehingga pelayan nya sendiri tidak mengenal majikan nya.
                “Maaf, anda pasti salah orang. Saya tidak tinggal di sini.”
                “Bukankah anda Nona Hyunna?”
                “Ne, tapi saya tidak tinggal disini.”
                “Hyunna,” panggil seorang wanita yang tidak lain adalah Nyonya Kim. “Kau boleh keluar” perintah Kim ahjuma kepada pelayan wanita yang dari tadi memaksakan kamar ini sebagai kamarku.
                “Ahjuma, masa dia memaksa bahwa kamar ini adalah kamarku. Oh, ya ahjuma. Eomma dan appa ku dimana ahjuma?”
                “Mereka sudah pulang terlebih dahulu”
                “Mwo?”
                “Ne, makanya untuk malam ini sementara kau menginap saja disini. Hari sudah terlalu malam, lebih baik kau disini saja. Anggap saja rumah mu sendiri” kata ahjuma kemudian berjalan keluar kamar.
                “Tapi ahjuma,” ujar ku yang menghentikan langkah ahjuma.
                “Jangan panggil aku ahjuma, panggil saja eomma. Kau kan sudah bertunangan dengan Kibum. Jadi mulai saat ini aku adalah eomma mu juga Hyunna.”
                “Ne, eomma” jawab ku pasrah.
                Eomma! Appa! Kalian… Tunggu pembalasanku! Awas saja nanti saat aku pulang kerumah besok. Kalau saja tadi hp ku tidak aku tinggalkan dimobil, mampuslah kalian dengan omelan ku dari telepon. Tapi tidak apa-apa Hyunna, kau masih bisa membalas nya besok saat kau pulang kerumah. Ah, tidak! Mengapa aku tidak meminjam telepon disini saja? Sudahlah,lupakan. Nyonya Kim sudah keluar dari kamar ku, lagipula aku masih merasa canggung dengan Nyonya Kim.
^^
                Aku membolak-balikan tubuh ku diatas ranjang. Bagaimana ini? Aku tidak terbiasa tidur di kamar selain kamar ku. Belum lagi kamar ini terlalu besar, ukurannya saja kurang lebih sama dengan ruang tamu dirumah ku. Aku bangkit dari ranjang dan berkeliling kamar yang setidaknya saat ini adalah kamar ku. Ruangan ini memang benar-benar terlalu luas. Semakin lama aku berkeliling, aku malah merasa kamar ini terasa menyeramkan. Aku menggelengkan kepala ku untuk menghilangkan pikiran ku yang aneh. Aku keluar kamar, mungkin dengan minum aku bisa menenangkan diriku.
                Bodohnya aku, aku bahkan lupa bahwa rumah ini bukan rumah ku. Belum lagi aku tidak tahu harus kemana mencari dapur di rumah sebesar ini. Aku berjalan tak tentu arah. Aku sendiri tak tahu mengapa aku sangat kurang kerjaan berkeliling di rumah sebesar ini dalam keadaan gelap. Hingga aku sampai didepan sebuah ruangan yang lampunya masih menyala. Aku mengintip dari balik pintu yang masih agak terbuka. Didalam ruangan tersebut kudapati Mr. Kim sedang duduk, mungkin ini kamarnya. Mengapa Mr. Kim masih bangun tengah malam begini? Apa yang sedang dilakukan nya?
                Kulihat Mr. Kim sedang duduk di sofa. Aku berbalik untuk kembali kekamar ku berusaha untuk tidak mengganggu nya. Sejenak ku mendengar suara, isakan tangis. Aku berpaling dan kembali mengintip dari balik pintu. Benarkah Mr. Kim yang mengangis?
                Mata indah Mr. Kim mengeluarkan cairan bening yang mengalir di pipinya membentuk aliran sungai. Aku benar-benar tidak mengerti dengan Mr. Kim. Dikampus ia bersikap begitu galak dan sangat dingin sedangkan dirumah ia sangat mudah tertawa tapi kemudian sekarang ia sedang menangis. Dan semua ekspresi itu aku lihat sendiri hanya dalam satu hari ini saja. Sebenarnya orang seperti apa Mr. Kim itu?
                Aku memandangi wajahnya yang sedang menangis. Aku merasa ada sesuatu yang menarik dalam dirinya. Aku duduk didepan pintu, tanpa mengerti mengapa aku melakukan ini. Aku memandanginya dari balik pintu. Menunggui Mr. Kim yang sedang meneteskan air matanya.
^TBC^

gimana?gaje lagi?
ato penasarankah?
author juga penasaran,,
soalnya author blom bkin lanjutannya loh,,
hehe,gomawo buat yg bersedia RCL,,
^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar