Judul : Omo, Mr.Kim!
Author : Zie
Cast :Key Shinee, Hyunna, Hyunjae, ang the other cast
Genre :AU, Romance
Aku, aku adalah seorang yeoja
yang mempunyai hidup sangat biasa dengan anugerah wajah yang biasa saja dan
otak yang lumayan bodoh. Hhaha, tapi hal itu tidak membuat ku menjadi seorang
yang begitu terpuruk karena keadaan ku yang oleh sahabat ku sendiri di cap
dengan dua kata yaitu ‘memprihatinkan’ dan ‘penuh kesialan’. Sama seperti
sekarang, aku sedang tidak beruntung karena aku telat bangun dari tidur.
Setelah bersusah
payah, akhirnya aku sampai di kampus. Segera kuparkir mobil ku ditempat yang
terdekat. Aku bergegas keluar dari mobil kemudian berlari menuju ruangan kelas
ku hari ini. Yang benar saja, kalau saja hari ini aku tidak ada ujian mungkin
aku akan berfikir untuk bolos saja. Bagaimana tidak? Dosen yang mengajar mata
kuliah ini adalah dosen yang dikenal sebagai ‘killer’, sebentar saja kau telat,
maka habislah kau.
Bodohnya
aku saat ini, aku sudah pasti telat dan aku masih saja berusaha untuk sampai
dikelas. Dan lebih parahnya lagi ketika aku tiba didepan kelas aku langsung
mengetuk pintu.
“Permisi
sangseonim, maaf saya telat,” kata ku sambil terengah-engah dengan keringat
yang mengucur deras diseluruh tubuh ku.
“Kenapa
telat? Bukannya sudah saya beritahu kalau mau ikut ujian saya jangan
terlambat,” kata dosen tersebut. Rahangnnya yang keras menunjukkan ketegasan
dalam setiap kata-kata nya yang tentu saja aku artikan sebagai ‘matilah aku!’
“Macet
pak,” aku beralasan.
“Alasan
saja,” ucap sang dosen dengan nada yang meninggi lantas membuat nafas ku yang
tidak teratur sehabis berlari semakin tidak teratur karenanya.
“Sudah,
kamu keluar” usir Mr. Kim pada ku. Yah, nama sang dosen killer itu adalah Mr. Kim
Kibum. Dia adalah dosen baru dikampus ku dan mungkin karena dia dosen baru
itulah yang membuatnya menjadi seorang yang perfectionist, menurut ku.
“Jadi
saya gak boleh ikut ujian Mr.?” celetuk ku.
“Kamu
pikir?” ucap Mr. Kim dengan tatapan lasernya. Aku berjalan gontai keluar dari
kelas. Kuputuskan untuk berjalan menuju kantin.
Dua
jam aku berdiam dikantin sambil mengutuk diriku sendiri atas kejadian tadi
pagi. Tak berapa lama Hyun Jae menghampiri ku.
“Hei,
mengapa kau telat?” tanya nya.
“Aku
bangun kesiangan,” ucap ku sambil menekuk wajah ku.
“Tenang,
kau tidak salah. Hanya Mr. Kim itu saja yang terlalu pilih kasih, mana bisa Nicole
yang lebih telat dari kau saja dibolehkan ikut ujian.”
“Benarkah?”
“Iya,
kau tahu kan kalau Nicole asisten nya Mr. Kim. Selain itu dia juga cantik,
mengerti kan maksud ku”
“Jadi
maksud mu aku tidak cantik?” tanya ku pada Hyun Jae.
“Bukan begitu,
kau tau kan. Mr.Kim itu juga masih muda”
“Mana
bisa begitu, dasar Mr. Kim pilih kasih. Mana bisa mentang-mentang Nicole itu
cantik dan pintar dia malah membolehkan nya masuk. Pokok nya aku sumpahin deh tuh si Mr. Kim
dosen gablak tuh bakal jatuh cinta sama yeoja
yang jelek dan pabo,” ucap ku murka.
“Wah,
jangan begitu. Ibuku pernah bilang, tak baik menyumpahi orang apalagi orang
yang lebih tua dari kau bisa-bisa kau yang kena karmanya. Tak baik itu,” kata Hyun
Jae menasihati ku.
“Kau
mendukung siapa?” tanya ku merajuk.
“Ya
kau lah, jagi” jawabnya.
***
“Hyunna,
cepetan siap-siap nya” teriak eomma dari ruang tamu.
“Iya,
ma” sahut ku. Aku bergegas keluar kamar kemudian berjalan menuju ruang tamu.
“Ayo
kita berangkat,” kata eomma. “Appa udah nunggu di mobil.”
“What?
Masa eomma dan appa mau ikutan aku nonton sama Hyun Jae sih?” tanya ku kaget.
“Lho,
kapan eomma sama appa bilang kita mau ikutan kamu nonton? Kita kan mau kerumah
teman eomma.”
“Aku
gak bisa ikut ma, aku kan udah janji mau nonton sama Hyun Jae,” ucap ku cuek
sambil berjalan keluar rumah.
“Pak
tangkap Hyunna pak.. Jangan sampai kabur,” teriak eomma kepada Pak Jang *nama lengkap nya ujang, o.O*,
satpam rumah kami. Eomma keterlaluan deh, emang aku ayam apa? Keluarga ku
memang terlalu lebay. Tak kuhiraukan ucapan eomma dan tetap berjalan menuju
mobil ku yang terparkir dengan indah. Entah apa yang terjadi tapi saat ini aku
tepat berada digendongan appa ku sendiri.
“Appa,
apa-apaan sih. Kok aku digendong-gendong gini?” gertak ku yang tak berguna pada
appa. Aku dengan mudah terduduk di dalam mobil, dengan cepat eomma duduk
disamping ku lalu appa sudah berada didepan setir mobil dan siap menggas mobil
yang kami tempati.
“Appa
sama eomma apa-apaan sih? Masa aku gak mau ikut dipaksa ikut. Memangnya penting
banget ya acaranya?”
“Sangat
penting,” kata appa singkat yang mampu mengunci mulutku.
“Ya
sudah, aku telepon Hyun Jae dulu.” Aku mengambil ponsel yang sejak tadi ada
didalam tas ku kemudian menelpon Hyun Jae.
“Halo,
Hyun Jae,” kataku ketika sebuah suara muncul diujung sana.
“Hyunna,
maafkan aku,” katanya memelas. “Aku tidak bisa pergi menonton dengan mu.
Maafkan aku ya,” katanya memohon.
“Sudah
lah tidak apa-apa,” ucap ku.
“Aku
benar-benar minta maaf jagi. Maafkan aku ya jagi,” kata Hyun Jae.
“Tidak
apa-apa jagi, aku juga tidak bisa nonton bersama mu,” jawab ku “aku dipaksa eomma
ku untuk pergi kerumah temannya jagi,” ujar ku sambil melirik kearah eomma kemudian
kututup telepon ku. Hihi, kami memang sangat sering bercanda mengatakan jagi seperti
itu. Kalau saja ada orang lain yang mendengar nya mungkin saja kami dianggap
sebagai pasangan sejenis. Hhaha,,,
“Sebenarnnya kita mau kemana ma?” tanya ku
pada eomma yang duduk disampingku.
“Ke rumah teman eomma,”
“Memangnya
penting banget sampai aku juga harus ikut?”
“Pokoknya kamu
diam aja deh, bentar lagi kita sampai. Nah, tuh rumah nya” kata appa menyahut
ketika sampai didepan sebuah gerbang yang besar. Begitu masuk kedalam gerbang,
terlihat halaman rumahnya sangat luas dan disana terparkir berbagai merk mobil
ternama. Bukan hanya satu, tapi sangat banyak. Sekitar 30 puluhan, lebih!!
“Serius nih, ini rumahnya pa?” tanya ku tidak percaya pada appa yang disambut
dengan anggukan kepala. “Ini mobil tamu kan?” tanya ku lagi yang kemudian
dijawab anggukan kepala lagi oleh appa. “Tapi sebagian milik pemilik rumah ini”
ujar eomma
“Ma, memang nya
ini ada acara apa? Kok orang nya banyak banget yang datang?” tanya ku beruntun
pada eomma.
“Acara
tunangan,” sahut eomma. Aku hanya ber oh panjang. Kami berjalan masuk kedalam
rumah, bukan tapi sebuah gedung yang besar. Siapa yang tunangan? Mewah sekali
acara nya? Padahal hanya sebuah tunangan, jika saja aku yang tunangan, aku
tidak akan membiarkan appa dan eomma mengadakan acara semewah ini.
“Memangnya yang
tunangan siapa ma? Anak presiden ya? Mewah banget?” tanya ku lagi.
“Kamu,” jawab
eomma singkat.
“Ah, eomma
jangan bercanda dong.”
“Nah, itu dia
calon tunangan kamu,” kata appa menunjuk seorang namja yang berdiri bersama
seorang ahjussi dan ahjuma yang mungkin adalah eomma dan appanya. Dilihat dari
belakang pun sudah terlihat namja itu sangat tampan. Mungki aku sangat
beruntung jika harus tunangan dengan namja tampan dan kaya. Hihihi,,,
Aku serta eomma
dan appa berjalan mendekat. Ketika kami mendekati mereka, appa dan eomma menyapa
mereka, sehingga aku tahu mereka adalah ahjussi dan ahjuma Kim.
“Mr. Kim,” pekik
ku keras ketika menyadari namja yang akan bertunangan dengan ku adalah dosen
paling garang sekampus. Baru saja aku seperti diatas awan bahwa aku akan menikahi
namja tampan dan kaya, sekarang wajah ku malah pucat pasi.
Mr. Kim hanya
tersenyum melihat aku kaget setengah mati. Mana mungkin! Belum sempat aku
mencerna bahwa aku akan tunangan begitu mendadak dan sekarang aku harus
tunangan dengan Mr. Kim?
Hei, dia dosen
ku. Apa aku bertunangan dengan seorang ahjussi? Ternyata status ku yang
‘memprihatinkan’ dan ‘penuh kesialan’ tidak juga berubah.
^TBC^Gimana???
lagi-lagi gaje kah??
makasih buat yang udah baca ya,, :)
jgn lupa komen,,
0 komentar:
Posting Komentar