RSS

Fanfic - Omo, Mr.Kim! (Part 1)


Judul   : Omo, Mr.Kim!
Author : Zie
Cast     :Key Shinee, Hyunna, Hyunjae, ang the other cast
Genre   :AU, Romance

WARNING!!!
ABAL, ANEH,GAJE,,,
          Aku, aku adalah seorang yeoja yang mempunyai hidup sangat biasa dengan anugerah wajah yang biasa saja dan otak yang lumayan bodoh. Hhaha, tapi hal itu tidak membuat ku menjadi seorang yang begitu terpuruk karena keadaan ku yang oleh sahabat ku sendiri di cap dengan dua kata yaitu ‘memprihatinkan’ dan ‘penuh kesialan’. Sama seperti sekarang, aku sedang tidak beruntung karena aku telat bangun dari tidur.        
Setelah bersusah payah, akhirnya aku sampai di kampus. Segera kuparkir mobil ku ditempat yang terdekat. Aku bergegas keluar dari mobil kemudian berlari menuju ruangan kelas ku hari ini. Yang benar saja, kalau saja hari ini aku tidak ada ujian mungkin aku akan berfikir untuk bolos saja. Bagaimana tidak? Dosen yang mengajar mata kuliah ini adalah dosen yang dikenal sebagai ‘killer’, sebentar saja kau telat, maka habislah kau.
                Bodohnya aku saat ini, aku sudah pasti telat dan aku masih saja berusaha untuk sampai dikelas. Dan lebih parahnya lagi ketika aku tiba didepan kelas aku langsung mengetuk pintu.
                “Permisi sangseonim, maaf saya telat,” kata ku sambil terengah-engah dengan keringat yang mengucur deras diseluruh tubuh ku.
                “Kenapa telat? Bukannya sudah saya beritahu kalau mau ikut ujian saya jangan terlambat,” kata dosen tersebut. Rahangnnya yang keras menunjukkan ketegasan dalam setiap kata-kata nya yang tentu saja aku artikan sebagai ‘matilah aku!’
                “Macet pak,” aku beralasan.
                “Alasan saja,” ucap sang dosen dengan nada yang meninggi lantas membuat nafas ku yang tidak teratur sehabis berlari semakin tidak teratur karenanya.
                “Sudah, kamu keluar” usir Mr. Kim pada ku. Yah, nama sang dosen killer itu adalah Mr. Kim Kibum. Dia adalah dosen baru dikampus ku dan mungkin karena dia dosen baru itulah yang membuatnya menjadi seorang yang perfectionist, menurut ku.
                “Jadi saya gak boleh ikut ujian Mr.?” celetuk ku.
                “Kamu pikir?” ucap Mr. Kim dengan tatapan lasernya. Aku berjalan gontai keluar dari kelas. Kuputuskan untuk berjalan menuju kantin.
                Dua jam aku berdiam dikantin sambil mengutuk diriku sendiri atas kejadian tadi pagi. Tak berapa lama Hyun Jae menghampiri ku.
                “Hei, mengapa kau telat?” tanya nya.
                “Aku bangun kesiangan,” ucap ku sambil menekuk wajah ku.
                “Tenang, kau tidak salah. Hanya Mr. Kim itu saja yang terlalu pilih kasih, mana bisa Nicole yang lebih telat dari kau saja dibolehkan ikut ujian.”
                “Benarkah?”
                “Iya, kau tahu kan kalau Nicole asisten nya Mr. Kim. Selain itu dia juga cantik, mengerti kan maksud ku”
                “Jadi maksud mu aku tidak cantik?” tanya ku pada Hyun Jae.
“Bukan begitu, kau tau kan. Mr.Kim itu juga masih muda”
                “Mana bisa begitu, dasar Mr. Kim pilih kasih. Mana bisa mentang-mentang Nicole itu cantik dan pintar dia malah membolehkan nya masuk.  Pokok nya aku sumpahin deh tuh si Mr. Kim dosen gablak tuh  bakal jatuh cinta sama yeoja yang jelek dan pabo,” ucap ku murka.
                “Wah, jangan begitu. Ibuku pernah bilang, tak baik menyumpahi orang apalagi orang yang lebih tua dari kau bisa-bisa kau yang kena karmanya. Tak baik itu,” kata Hyun Jae menasihati ku.
                “Kau mendukung siapa?” tanya ku merajuk.
                “Ya kau lah, jagi” jawabnya.  
***
                “Hyunna, cepetan siap-siap nya” teriak eomma dari ruang tamu.
                “Iya, ma” sahut ku. Aku bergegas keluar kamar kemudian berjalan menuju ruang tamu.
                “Ayo kita berangkat,” kata eomma. “Appa udah nunggu di mobil.”
                “What? Masa eomma dan appa mau ikutan aku nonton sama Hyun Jae sih?” tanya ku kaget.
                “Lho, kapan eomma sama appa bilang kita mau ikutan kamu nonton? Kita kan mau kerumah teman eomma.”
                “Aku gak bisa ikut ma, aku kan udah janji mau nonton sama Hyun Jae,” ucap ku cuek sambil berjalan keluar rumah.
                “Pak tangkap Hyunna pak.. Jangan sampai kabur,” teriak eomma kepada Pak Jang *nama lengkap nya ujang, o.O*, satpam rumah kami. Eomma keterlaluan deh, emang aku ayam apa? Keluarga ku memang terlalu lebay. Tak kuhiraukan ucapan eomma dan tetap berjalan menuju mobil ku yang terparkir dengan indah. Entah apa yang terjadi tapi saat ini aku tepat berada digendongan appa ku sendiri.
                “Appa, apa-apaan sih. Kok aku digendong-gendong gini?” gertak ku yang tak berguna pada appa. Aku dengan mudah terduduk di dalam mobil, dengan cepat eomma duduk disamping ku lalu appa sudah berada didepan setir mobil dan siap menggas mobil yang kami tempati.
                “Appa sama eomma apa-apaan sih? Masa aku gak mau ikut dipaksa ikut. Memangnya penting banget ya acaranya?”
                “Sangat penting,” kata appa singkat yang mampu mengunci mulutku.
                “Ya sudah, aku telepon Hyun Jae dulu.” Aku mengambil ponsel yang sejak tadi ada didalam tas ku kemudian menelpon Hyun Jae.
                “Halo, Hyun Jae,” kataku ketika sebuah suara muncul diujung sana.
                “Hyunna, maafkan aku,” katanya memelas. “Aku tidak bisa pergi menonton dengan mu. Maafkan aku ya,” katanya memohon.
                “Sudah lah tidak apa-apa,” ucap ku.
                “Aku benar-benar minta maaf jagi. Maafkan aku ya jagi,” kata Hyun Jae.
                “Tidak apa-apa jagi, aku juga tidak bisa nonton bersama mu,” jawab ku “aku dipaksa eomma ku untuk pergi kerumah temannya jagi,” ujar ku sambil melirik kearah eomma kemudian kututup telepon ku. Hihi, kami memang sangat sering bercanda mengatakan jagi seperti itu. Kalau saja ada orang lain yang mendengar nya mungkin saja kami dianggap sebagai pasangan sejenis. Hhaha,,,
 “Sebenarnnya kita mau kemana ma?” tanya ku pada eomma yang duduk disampingku.
“Ke rumah teman eomma,”
“Memangnya penting banget sampai aku juga harus ikut?”
“Pokoknya kamu diam aja deh, bentar lagi kita sampai. Nah, tuh rumah nya” kata appa menyahut ketika sampai didepan sebuah gerbang yang besar. Begitu masuk kedalam gerbang, terlihat halaman rumahnya sangat luas dan disana terparkir berbagai merk mobil ternama. Bukan hanya satu, tapi sangat banyak. Sekitar 30 puluhan, lebih!! “Serius nih, ini rumahnya pa?” tanya ku tidak percaya pada appa yang disambut dengan anggukan kepala. “Ini mobil tamu kan?” tanya ku lagi yang kemudian dijawab anggukan kepala lagi oleh appa. “Tapi sebagian milik pemilik rumah ini” ujar eomma
“Ma, memang nya ini ada acara apa? Kok orang nya banyak banget yang datang?” tanya ku beruntun pada eomma.
“Acara tunangan,” sahut eomma. Aku hanya ber oh panjang. Kami berjalan masuk kedalam rumah, bukan tapi sebuah gedung yang besar. Siapa yang tunangan? Mewah sekali acara nya? Padahal hanya sebuah tunangan, jika saja aku yang tunangan, aku tidak akan membiarkan appa dan eomma mengadakan acara semewah ini.
“Memangnya yang tunangan siapa ma? Anak presiden ya? Mewah banget?” tanya ku lagi.
“Kamu,” jawab eomma singkat.
“Ah, eomma jangan bercanda dong.”
“Nah, itu dia calon tunangan kamu,” kata appa menunjuk seorang namja yang berdiri bersama seorang ahjussi dan ahjuma yang mungkin adalah eomma dan appanya. Dilihat dari belakang pun sudah terlihat namja itu sangat tampan. Mungki aku sangat beruntung jika harus tunangan dengan namja tampan dan kaya. Hihihi,,,
Aku serta eomma dan appa berjalan mendekat. Ketika kami mendekati mereka, appa dan eomma menyapa mereka, sehingga aku tahu mereka adalah ahjussi dan ahjuma Kim.
“Mr. Kim,” pekik ku keras ketika menyadari namja yang akan bertunangan dengan ku adalah dosen paling garang sekampus. Baru saja aku seperti diatas awan bahwa aku akan menikahi namja tampan dan kaya, sekarang wajah ku malah pucat pasi.
Mr. Kim hanya tersenyum melihat aku kaget setengah mati. Mana mungkin! Belum sempat aku mencerna bahwa aku akan tunangan begitu mendadak dan sekarang aku harus tunangan dengan Mr. Kim?
Hei, dia dosen ku. Apa aku bertunangan dengan seorang ahjussi? Ternyata status ku yang ‘memprihatinkan’ dan ‘penuh kesialan’ tidak juga berubah.
^TBC^


Gimana???
lagi-lagi gaje kah??
makasih buat yang udah baca ya,, :)
jgn lupa komen,,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar